Secarik Kisah dan Teh Tarik

by - Februari 20, 2020


Dan pada suatu pagi yang dingin,

Ketika hujan semalam belum juga reda
Air di loteng yang terus turun dengan suara yang khas
Tetapi, kamu…
Masih dengan perihal kisah yang sama, pun untuk orang yang sama padahal ia telah berbalik arah membelakangimu
Meninggalkan ucapan yang memikat dan membuat hatimu pecah berkeping-keping.

Posted!

Aku pun segera menutup laman editing blog pribadiku. Kantukku mulai datang, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Lalu aku mulai membereskan meja tempatku berkutat bersama laptop dan secangkir teh tarik yang sudah mulai habis. Hujan diluar sana belum juga reda. Padahal sejak pukul empat sore sudah mulai rintik dan gerimis. Ternyata hujan bisa seawet itu, pikirku. Membuatku malas untuk beranjak dari kamar kosan dan memilih bercengkerama dengan laptopku dan menjelajahi dunia maya sepuasnya.

Tiba-tiba sebuah pesan masuk dan membuatku buru-buru untuk menonaktifkan data seluler dan menghidupka mode pesawat. Lalu segera membersihkan diri sebagai ritual sebelum tidur.

Dengan sedikit terkejut dan merasa tak nyaman,

Seseorang itu hadir kembali. Menyapaku diwaktu yang hampir larut.

Hai, apa kabar? Aku sedang liburan di rumah. Bisa ketemu besok? Selamat istirahat. Maaf mengabarimu selarut ini 🙂

Read 22:30

Semoga besok aku bisa mengelola jantung yang terus berdebar ini. Meski tidur yang kupaksakan, karena terpikir sesuatu tentangnya. Nyatanya, aku pun terlelap. Tadi aku tidak tidur siang hhh. 

Benar saja, aku merindukannya. Hanya sekadar kerinduan pada umumnya namun tak ingin kembali.

Menemukannya di dalam buaian tidurku yang begitu lelap.

Selamat malam, esok.

You May Also Like

0 comments