Sudah Tahu Jenis Tanah di daerahmu? Yuk, Kenali Berbagai Jenis Tanah di Indonesia!

by - Juli 06, 2022

Ngomongin tentang toga, maka aku beranggapan bahwa toga itu bisa jadi akronim dari Tanaman Obat Keluarga atau simbolis dari kelulusan setelah menamatkan kuliah hehe. Tapi dua-duanya memang berkaitan dengan jurusanku. Kalau toga berupa tanaman obat keluarga maka ketika ingin bercocok tanam berupa tanaman herbal maka yang menjadi lirikan pertama kali pasti media tanamnya yaitu tanah. Sedangkan kalau ngomongin toga semacam topi bertali yang dikenakan sebagai simbol kelulusan, maka aku juga pernah berkuliah di jurusan tanah :D sama-sama berkaitan, bukan?


Okay, di postingan kali ini aku tidak akan membahas mengenai toga tanaman herbal melainkan sharing sedikit ilmu yang pernah aku dapatkan di bangku kuliah (psstt... ya kaitan dengan toga simbolis kelulusan tadi xixixi). Semoga bermanfaat yaa!

So, check it out!

Ketika masih menjadi mahasiswi tanah yang kelak akan membawa gelar diujung nama sesuai dengan kuliah yang diampu. Saat bertemu beberapa rekan maupun saudara rasanya pertanyaan mendasar seperti di bawah ini adalah makanan pembuka obrolan yang tak jarang bikin geleng-geleng kepala saja,

"Tanah yang cocok untuk tanaman ini tuh apa ya?"

"Pupuk yang harus dikasih untuk tanaman berapa banyak ya?"

"udah lulus nanti bikin tanah kuburan ya?" 

"Jenis tanah ini namanya tanah hitam kan?"

Eh betul saja. Ketika lulus kuliah jeng jeng, pertanyaan yang sama atau mendekati sudah menjadi makananku ketika bertemu orang-orang yang tahu dengan jurusan kuliahku dulu. Well, namanya juga basa-basi ya tapi kadang jawaban yang diberikan malah menjebak diri sendiri wkwkw. Belum lagi jika ditanya hal-hal yang harus dijelaskan secara rinci dengan bahasa umum. Maka PR juga buat saya supaya lebih banyak membaca jurnal atau literatur lain yang berkaitan dengan pedologi atau ilmu tanah.

Sebetulnya menjadi mahasiswi Ilmu Tanah itu AMAT MENYENANGKAN! Bahkan SANGAT SERU! Ku bilang sembari membuat hurufnya capslock saking semangatnya. Aku pun sering kagum dengan ciptaan Tuhan yang satu ini, padahal saat ini sudah lulus kuliah tapi kegiatan praktikum dan ke lapangan membuatku merindukannya. Bahkan ketika akan menganalisis tanah pun rasa-rasanya seperti membuat adonan kue 😆 (mungkin di lain waktu akan aku post mengenai proses menganalisis tanah). Bagaimana mungkin dari tempat yang kita pijak, ternyata ada juga ilmu yang membuat tanah ini memiliki berbagai jenis dan warna berbeda di belahan dunia manapun.

Bahkan bila kita perhatikan ketika melewati lembah atau jalan yang dipinggirannya terdapat tanah yang terkikis dan tampak seperti dinding yang bergradasi disebut dengan horizon (lapisan) tanah. Peneliti tanah pada umumnya menjadikan horizon ini sebagai clue untuk menentukan umur dari suatu tanah tersebut.

Menurut Kemas Ali Hanafiah dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Ilmu Tanah (2005) menjelaskan bahwa,

Pada mulanya tanah itu dianggap sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari hasil pelapukan bebatuan. Proses pelapukan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor genetik dan juga lingkungan diantaranya seperti bahan induk, iklim, organisme, topografi dan waktu. Ciri-ciri tanah dapat dilihat dari sifat fisika, kimia dan biologi yang mana variasinya tergantung pada faktor pembentuk tanah tersebut. 

Sehingga wajar kalau kita menemukan suatu daerah yang tanahnya subur dan juga sebaliknya. Untuk itu mengetahui berbagai jenis tanah secara umum adalah hal yang penting apabila kamu akan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pertanian dan perkebunan bahkan mencari tempat untuk tinggal. Karena tanah adalah komponen penting yang akan menjadi kegiatan manusia yang terus bergerak dan melakukan aktivitas di atasnya dan juga tempat bertopangnya perakaran tanaman, tempat tumbuh serta berkembangnya tumbuhan yang akan menyuplai kebutuhan hara atau nutrisi.

1. Tanah Aluvial

sumber : 99blog.com

Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya terbawa oleh aliran sungai. Tanah ini biasanya terdapat di dekat daerah yang memiliki aliran sungai atau danau. Tanah ini biasanya berwarna coklat sampai abu-abu. Tanah aluvial menjadi tanah yang subur karena unsur hara yang ada di dalam air secara perlahan terserap ke dalam tanah. Seiring berjalannya waktu, saat air sudah mulai surut, kondisi tanah berubah menjadi aluvial dan subur. Maka dari itu, pada dasarnya tanah jenis ini hanya bisa terbentuk di daerah yang masih alami. 

  • Karakteristik :

Tanah aluvial Tanah ini sangat cocok untuk pertanian, baik padi maupun palawija seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut, kandungan hara yang cukup bagus karena hasil endapan dari hulu ke hilir dan mudah dikerjakan sehingga tidak perlu membutuhkan kerja keras untuk mencangkulnya.

  • Sebaran :

Tanah ini tersebar luas di Indonesia mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Jawa.

2. Tanah Andosol 

sumber : materiipa.com

Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah vulkanik yang terbentuk akibat proses vulkanisme pada gunung api. Tanah ini sangat subur dan baik untuk tanaman. Pada umumnya tanah andosol berada di daerah dataran tinggi atau dekat dengan pegunungan. Maka tak heran bila di tempat tersebut mayoritas komoditi utamanya adalah tanaman sayur-sayuran.

  • Karakteristik :

Warna tanah Andosol adalah coklat keabu-abuan. Tanah ini sangat kaya akan mineral, unsur hara, air dan mineral sehingga sangat baik untuk tanaman. Tanah ini sangat cocok untuk semua jenis tanaman di dunia. Distribusi tanah andosol biasanya ditemukan di daerah yang dekat dengan gunung berapi.

  • Sebaran :

Di Indonesia sendiri yang merupakan daerah yang banyak terdapat tanah Andosol yaitu di Jawa, Bali, Sumatera dan Nusa Tenggara.

3. Tanah Entisol 

sumber : ilmugeografi.com

Tanah entisol masih bersaudara dengan tanah andosol tetapi biasanya merupakan pelapukan material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir, lahar, dan lapili. 

  • Karakteristik 

Tanah ini juga sangat subur dan merupakan jenis tanah yang masih muda. Tanah ini biasanya terdapat tidak jauh dari daerah gunung berapi, dapat berupa permukaan tanah tipis yang tidak memiliki lapisan tanah dan berupa gumuk pasir seperti yang ada di atas. Pantai Parangteritis di Jogjakarta. 

  • Sebaran 

Sebaran tanah entisol ini biasanya terdapat di sekitar gunung berapi seperti di pantai Parangteritis Jogjakarta, dan daerah lain di Jawa yang memiliki gunung api.

4. Tanah Grumusol 

sumber : sosial79.com

Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batu gamping dan tufa vulkanik. Kandungan organik di dalamnya rendah karena adanya batu gamping sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman. 

  • Karakteristik 

Tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama pada musim kemarau dan berwarna hitam. PH netral sampai basa. Tanah ini biasanya terletak di permukaan tidak lebih dari 300 meter di atas permukaan laut dan memiliki topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang mengandung tanah grumusol sangat nyata pada saat panas dan hujan. 

  • Sebaran 

Penyebarannya di Indonesia adalah Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur. Karena teksturnya yang kering maka tanaman Jati sangat cocok ditanam di tanah ini.

5. Tanah Humus 

sumber : hidupsimple.com

Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuhan. Mengandung banyak nutrisi dan mineral dan sangat subur. 

  • Karakteristik 

Tanah humus sangat baik untuk pertanian karena kandungannya sangat subur dan baik untuk tanaman. Tanah ini banyak mengandung unsur hara dan mineral akibat pelapukan tumbuhan sehingga warnanya agak kehitaman. 

  • Sebaran 

Tanah ini terletak di daerah dengan banyak hutan. Penyebarannya di Indonesia meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian Sulawesi.

6. Tanah Inseptisol

sumber : dictiocommunity.com

Inseptol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat mendukung terbentuknya hutan yang asri.

  • Karakteristik :

Ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik dimana horizon ini kurang dari 25% dari horizon berikutnya sehingga sangat unik. Tanah ini cocok untuk perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit. Serta untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti karet.

  • Sebaran :

Tanah Inseptisol tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan dan Papua. Maka jangan heran kalau perkebunan sawit berada di wilayah tersebut. Emang cocok buat hidup si sawit :D

7. Tanah Laterit


sumber : ilmugeografi.com

Tanah laterit berwarna merah bata karena banyak mengandung besi dan aluminium. Di Indonesia, tanah ini tampaknya cukup mirip di berbagai daerah, terutama di pedesaan

  • Karakteristik :

Tanah laterit termasuk dalam jajaran tanah tua sehingga tidak cocok untuk ditanami tanaman apapun dan karena kandungan di dalamnya juga. Disebut tanah tua karena unsur hara atau zat makanan yang terkandung di dalamnya sudah sangat sedikit, bahkan hampir habis.

  • Sebaran :

Distribusinya sendiri di Indonesia meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur. 

8. Tanah Latosol

sumber : faperta UMSU

Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan batuan metamorf.

  • Karakteristik :

Ciri-ciri tanah latosol berwarna merah sampai kuning, tekstur lempung dan memiliki horizon solum. Sebaran tanah litosol ini berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembaban tinggi serta pada ketinggian berkisar 300-1000 meter di atas permukaan laut. Tanah latosol tidak terlalu subur karena mengandung besi dan aluminium.

  • Sebaran :

Sebaran latosol di Sulawesi, Lampung, Kalimantan Timur dan Barat, Bali dan Papua.

9. Tanah Litosol


sumber : ilmugeografi.com

Tanah litosol merupakan tanah yang baru berkembang dan merupakan tanah yang masih muda. Dibentuk oleh perubahan iklim, topografi dan vulkanisme.

  • Karakteristik :

Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan menanam pohon agar mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. Tekstur tanah litosol bervariasi, ada yang lunak, berbatu bahkan berpasir.

  • Sebaran :

Biasanya terdapat di daerah yang memiliki tingkat kecuraman yang tinggi seperti di perbukitan tinggi, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sulawesi.


10. Tanah Kapur


sumber : ilmugeografi.com

Seperti namanya, batu gamping atau batu kapur berasal dari batu gamping yang lapuk.

  • Karakteristik :

Karena terbentuk dari tanah kapur, maka dapat disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak dapat ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. Namun jika ditanam oleh pohon yang kuat dan tahan lama seperti jati dan pohon keras lainnya.

  • Sebaran :

Batugamping tersebar di daerah kering seperti di Gunung Kidul, Yogyakarta, dan di daerah pegunungan kapur seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur.

Sebenarnya masih ada banyak jenis tanah berdasarkan morfologi dan klasifikasinya di dunia dalam taksonomi tanah. Namun, untuk saat ini hanya ada kurang lebih 10 jenis tanah yang tersebar di Indonesia. Bahkan bila berkesempatan ke luar negeri, kita bisa menemukan berbagai jenis dan warna tanah yang berbeda serta kesuburannya begitu pula dengan jenis tanaman. Maka dari itu dapat disimpulkan juga bahwa tanaman yang dapat tumbuh baik di suatu tempat memiliki tanah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri. Sehingga tidak semua tanaman bisa tumbuh di tempat yang sama ;).

Jadi gimana? Kira-kira tanah di daerahmu jenisnya apa? Sharing yuk di kolom komentar!

See you next post
Cheers!

You May Also Like

0 comments